Artikel

Minggu, 27 Mei 2012

Dibalik Meledaknya pesawat Challenger



[kisah nyata] Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun terjadilah.
Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger.

Dan warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan! Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.

Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center. Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir.

Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara.
Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini?
Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa.

Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe.

Aku kalah.
Impian hidupku hancur.
Aku mengalami depresi.
Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku.
Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan kejam?

Aku berpaling pada ayahku. Katanya, “Semua terjadi karena suatu alasan.”




Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.

Aku teringat kata-kata ayahku,
“Semua terjadi karena suatu alasan.”

Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini.

Aku memiliki misi lain dalam hidup.
Aku tidak kalah; aku seorang pemenang.
Aku menang karena aku telah kalah.
Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan .

( Sumber : www.antonhuang.com )

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.




jadikanlah kegagalan sementara ini sbg momen utk KOREKSI DIRI.. Kurang persiapan? Kurang perjuangan? Kurang usaha? Jadikan momen ini utk berubah menjadi pribadi yg LEBIH BAIK!!

kamu punya misi lain, tempat lain, dan yang pasti lebih baik jika kamu berusaha :)


keep fight kawan.



Gelar Tikernya »

Rabu, 23 Mei 2012

Putih Abu-abu



Yah, tidak lama lagi, akan menanggalkan seragam Putih-abu” (amin,semoga Lulus)

Katanya SMA adalah masa yang paling menyenangkan.

Bener gak ya?

Terkadang ane merasa SMA itu juga membosankan.

Bangun pagi, kesekolah, belajar,pulang sekolah lanjut les. Begitulah rutinitas setiap sekolah.

Terkadang kejenuhan sudah mencapai titik maksimal. Tapi mau tidak mau harus dijalani.

Apa lagi dipenghujung kelas 3, masa-masa bimbang dengan pilihan untuk masa depan, masa-masa disibukkan dengan tugas-tugas, masa-masa disibukkan dengan berbagai nama Ujian mulai dari UB,UTS,US.UAS,UN, SNMPTN.UMB, dll .
Untuk menuju masa depan yang sukses itu emang gak gampang, butuh pengorbanan.

ADA KEMAUAN ADA JALAN, ADA USAHA ADA KEBERHASILAN.

kadang pengen melaluinya dengan cepat, pengen cepet-cepet lulus, tapi semakin dipenghujung, rasanya berat juga meninggalkan segala kenangan indah di SMA tercinta ini, mulai dari pengalaman soal cinta, persahabatan, soal keakraban sekelas, soal kebiasaan teman-teman saat belajar, soal ceng-cengan dikelas, dan masih banayak lagi yg gak bisa diungkapkan dgn tulisan ini :D, dan yg paling parah pas ketangkep maen kartu remi, aaarggh, itulah serunya SMA. Kalo nggak kena kasus pas SMA itu rasanya kayak meluncur bareng paus akrobatis, terus ngebut menuju rasi bintang paliing manis *iklan -_-.

Nggak ketinggalan perselisihan kelas, ini yg paling ane suka, yg sana ngoceh, yg sini ngoceh, bacot ketemu bacot, gak bakalan selesailah, mana suaranya segede toak masjid -_-, tapi abis itu ya akur lagi kayak anak kecil yg jam 3 musuhan, jam 4 udah baekan :ngakak. Itulah serunya masa SMA.


Paling nggak enak saat setelah kelulusan, enak sih lulus, yg nggak enak ini mencar-mencarnya -_-. Yah mau diapain lagi, ada pertemuan pasti ada perpisahan juga *bijakkeceng.
gimana pun juga semoga sukses semua ya, dimanapun kapanpun kita tetep 1, XII Ipa 5 2011/2012
ya nggak?

Tahun berlalu, berbagi kisah berbagi waktu
hari ini kan ku buktikan masa depan menjelang hingga 
Ku menuju Angkasa

yodahlah, segini aja, ane gak tau pengen nulis apalagi, iseng-iseng tadi
daripada gak ada kerjaan, mending nulis di blog ane ini lah.

satu lagu, sepenggal lirik dari finger looser
ingatlah hari ini kan jadikanlah sebagai kenangan
raihlah hari esok kan jadi kan lah mimpi kita bersama.


SUKSEK YAAA
jaga nama YP Unila di mana aja 







Gelar Tikernya »