Artikel

Selasa, 25 Maret 2014

THEORY OF JOMBLO


Jomblo. Sekumpulan huruf yang memiliki sejuta makna dan keprihatinan bagi si pelaku. Banyak yang ingin menghilangkan stigma 'negatif' ini yang ada pada diri mereka, mulai dari cara yang biasa aja dari deketin cewe/cowo sampai cara paling ekstrim yakni pake peran orang ketiga. Iya dukun.... mungkin sih hahahaahh...

Tapi banyak juga orang menikmati status ke-jomblo-annya itu..... macem gue. Iya, gue betah ngejomblo ini karena jomblo ini nggak dosa, jadi gue bebas mau ngapain aja, kalo pacarankan mungkin banyak 'dosanya' kayak ngeliatin cewek dimall, godain adik tingkat, jalan bareng mbak2 kantin...
Well, setiap orang punya persepsi masing2 dan kita harus menghargainya...

Untuk itu di malam yang penuh bintang dan suara merdu dari binatang malam ini daku akan menjabarkan tipe jomblo di Indonesia ini dari kasta elit sampai kasta sudra.... Tunggu2, kenapa tulisan gue kayak orang pengen..... ahsudahlah..
Dan karena gue terlahir sebagai cowo, jadi pemikiran ini dari sudut pandang cowo.
So, Cekidot:

1. High Quality Jomblo

Kalo smartphone aja ada kualitasnya, jomblo nggak mau kalah juga. Dan inilah kasta tertinggi jombloer di Indonesia. Ciri-ciri fisik yang terlihat dari jomblo high class ini ganteng, kaya, pinter, berprestasi, dan yang terakhir suka cewek. Kenapa kriteria terakhir itu? Iya, jaman sekarang ini banyak laki ganteng tapi suka sama cowok, kan kasian sama cewek yang suka sama dia dan tau kalo cowok yang dia suka seorang.... ahsudahlah.

Gelar Tikernya »

Rabu, 05 Maret 2014

Masa yang Menyenangkan

Sore itu langit menangis deras. Teringat ke beberapa tahun kebelakang saat masa kecil bahagia dahulu, dimana saat hujan turun itu pertanda saatnya bermain dan bergembira. 

....
Masa paling indah yang sulit untuk dilupakan.Mungkin kalau ada mesin waktu, kita semua ingin kembali ke masa yang indah ini.....

Ya bisa dibilang ujan-ujanan. Dimana kita esoknya panas demam, dimarahi orang tua karena main ujanan, dan alhasil sekolah pun ditiadakan--untuk sementara. Hanya obat penurun demam, dan bubur saja yang menemani saat sakit itu.....

Tidak mengenal rasa penyesalan, bahkan ingin melakukannya lagi yang lebih ekstrim...

Tawa lepas sore ituu....




Barang kali, masa kecilku seperti foto di atas yang bahkan aku tidak sempat untuk mengambil foto itu karena asik ujan-ujanan bersama kawan-kawan. Pada saat itu, aku cenderung banyak menghabiskan di Real Life  daripada di Dunia maya. Yang berbeda dengan anak jaman sekarang....

Atau mungkin dunia maya masih dalam bentuk ilustrasi saja?

Entahlah...

i don't care about that.....

Gelar Tikernya »