Artikel

Senin, 07 Juli 2014

Indonesia Memilih yang Terbaik

gambar mbah google

" Shalat nomer satu, presiden nomer 2 "

Sering denger kalimat gitu, apa mungkin kalimat ini

" Presiden cukup 1 aja, nggak usah banyak banyak "

Beberapa kalimat diatas itu yang di keluarkan dari mulut dosen-dosen gue di kampus. Cukup unik dalam hal kampanye tapi kalo dilakuin terus menerus lama-lama gue jengah juga. Kayak iklan mastin sekarang....

"Kabar gembira untuk kita semua, kulit kuda kini ada ekstraknya "

Bosen kan. Pertama aja lucu, tapi kalo keterusan malah jadi garing dan ilang lucunya. tapi balik lagi ketopik pembicaraan kita. Sebentar lagi Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi tepatnya tanggal 9 Juli besok. Ada dua calon yang menjadi "kuda pacu" di lapangan untuk memperebutkan kursi nomor 1 di Republik ini.....



Calon pertama dengan latar belakang militer yang pasti tegas dilapangan dan siap menjadi pelindung bagi rakyatnya.....
Calon kedua dengan ciri khasnya "blusukan" yang akan mendengar semua keluhan warga yang kesusahan.....

Manakah yang pantas dari kedua nya untuk menjadi "Nahkoda" Indonesia selama lima tahun kedepan? Kitalah yang menentukannya besok 9 Juli. Pilihan kita harus dari dalam hati kita bukan dari banyaknya "serangan fajar" atau jumlah followers-nya tapi dia yang bisa membawa "Kapal Tua" ini menuju yang lebiih baik.... 

Berbicara Kapal tua, ada sebuah karya dari runner up SUCI 4 saudara abdur arsyad dari Larantuka. Sebuah "Maha Karya" bisa dibilang begitu karena konteks yang dibuat luar biasa....



"KAPAL TUA KITA"

Jaya Indonesia
Sebagai anak nelayan saya melihat 
Indonesia itu seperti Kapal Tua yang berlayar tak tau arah.

Arahnya ada
hanya "nahkoda" kita yang tidak bisa membaca
Mungkin dia bisa membaca, 
Tapi tertutup hasrat membabi buta (Suara tepuk tangan)

Harkat hidup dikeluarga, saudara, kolega 
dan mungkin istri muda (suara ketawa+applause)

Indonesia itu memang seperti Kapal Tua dengan penumpang berbagai rupa
Ada dari Sumatra, Jawa, Madura, Sumbawa hingga Papua
Bersatu dalam Nusantara (suara tepuk tangan(lagi))

Enam kali sudah kita ganti "nahkoda"
Tapi masih jauh dari kata sejahtera (penonton mulai anarkis)

Dari dulu, dari teriakan kata merdeka
sampai teriakan sekarang follback dong kaka

Nahkoda pertama
Sang Proklamator bersama Hatta
Membangun dengan semangat Pancasila
Dan terkenal dikalangan wanita
Ia pernah berkata
"mampu guncangkan dunia dengan 10 pemuda"
tapi itu kan kurang satu untuk tim sepakbola

Nahkoda kedua
32 tahun berkuasa
Datang dengan program bernama Pelita
Bapak pembangunan bagi mereka
bagi saya tidak ada bedanya (suara tepuktangan membabi buta)

Penumpang bersuara berakhir dipenjara
atau hilang dilautan tanpa berita
beda dengan Dodit Mulyanto hanya bermodal biola
bisa terkenal di Indonesia

Nahkoda ketiga
Sang wakil yang naik tahta
mewarisi pecah belahnya masa orba
belum sempat menjelajahi samudra
Dia terhenti ditahun pertama
Dibanggakan di Eropa Dipermainkan di Indonesia
Jerman dapat ilmunya, kita dapat apa?
Antrian panjang nonton film-nya (obor mulai diidupin penonton)

Nahkoda selanjutnya
Sang kyai dengan berhati terbuka
Terhenti dalam sidang istimewa
ketika tokoh-tokoh reformasi berebut istana
Potong bebek saja gitu aja kok ribut kata gus dur featuring Ursula

Nahkoda kelima
Nahkoda pertama seorang wanita
Dari tangan ibunya bendera pusaka tercipta
Kata bapaknya berikan aku 10 pemuda
Tapi apa daya itu diluar kemampuan ibu beranak tiga
Kalo mau 10 pemuda ambil saja 10 follower @radityadika
cemungudh ya kaka (Mulai tak terkendali penonton)

Nahkoda keenam bagian A
Dua pemilu mengungguli perolehan suara
Dua kali disumpah atas nama Garuda
Tapi itu hanya awal cerita
Cerita panjangnya terpampang disepanjang media
Lapindo, Munir, Century, Hambalang KAMI MENOLAK LUPA (penonton mulai turun)

Kini dia telah hadir di sosial media
Mungkin bermaksud mengalahkan @radityadika
Setelah empat album yang entah seperti apa
Mungkin dia akan membuat video Malam minggu Istana

Teman-teman kini 2014 telah tiba
Dan kita kembali memilih nahkoda
Pastikan ia yang mengerti Bhineka Tunggal Ika
Bukan boneka milik Amerika (mulai bakar ban kereta)

Dia yang mengerti suara kita
Suara kalo Indonesia bisa
Bukan suara aitakata, eaewaeaea, atau follback dong kaka

Inilah cerita Kapal Tua Kita........

Sebuah puisi mungkin bisa dibilang begitu dari seorang remaja yang berasal dari larantuka. Lewat Stand up comedy lah orang seperti mereka bisa didengarkan. Sudah saatnya kita menyuarakan apa yang ada di dalam hati kita. Bukan banyaknya serangan fajar dari mereka....

Ditangan kitalah Indonesia kita akan berubah ditangan Mereka lah Indonesia akan berjaya. Satu suaramu yang menentukan mau dibawa kemana Indonesia ini dengannya.. Pastikan kalian menggunakan hak pilih kalian....

Terserah mau yang mana menjadi Nahkoda kita.... mau dia #PresidenSATU atau #AkhirnyamemilhJokowi... Asalkan dia mampu menyejahterahkan rakyat indonesia.....

Jangan dibutakan oleh kefanatikan, masak kalah sama patrick star yang katanya "pemujaan berlebihan itu tidak sehat"... Jangan juga saling ejek calon presiden jagoan kalian. Karena salah satu dari mereka mau tidak mau akan menjadi si Nomor 1 di Republik ini. Jadi jadikan pemilu ini pemilu yang damai. Nggak perlu ada keributan karena si A atau si B kalah. Terima lapang dada jika memang salah satu dari mereka menang jangan bisanya kayak orang barbar......

SALAM KABAR GEMBIRA



1 komentar: